Jumat, 05 Juli 2013

#1

dinding ilusi kasat mata
dan kabut yang menutup
muak, semuanya memuakkan
sampai sahabatku mentari jingga pun
terasa mengkhianati
semua putih jadi berwarna gelap
dalam kenyataan dia berdiri di sana
dan tetap menunggu
menunggu sahabatnya yang bahkan
sulit mengingat mimpinya tadi malam
hai, cahaya jingga
jangan berhenti menuntun pulang ke peraduan
karena sebentar lagi langit hitam turun
dan aku terlalu lelah
untuk tersesat lagi, tanpamu.

(copyright of pradipta paramita dewi - voixe, 2013) this is the first draft. am sorry it ever been published because i always do writings better when it published online.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar