Jangan salah. Aku tidak pernah suka menulis karena tren atau karena ingin menjadi seperti idolaku. Yang aku suka dari menulis adalah sensasinya, dan ini subjektif bagi setiap orang. Sensasi akan mengungkapkan apa yang ingin kita ucapkan, tanpa peduli ada yang mendengar atau tidak. Sejak kecil, mungkin pertama kali aku bisa merangjai kata dengan benar, aku sudah sangat suka menulis. Kemungkinan besar ada kaitannya dengan kebiasaan orang tuaku untuk 'memaksaku' membaca buku secara sukarela. Masa SDku kuhabiskan untuk ke perpustakaan Provinsi Sulawesi Utara disaat luang. Kalau lagi malas kesana biasanya aku main di sawah, bikin rumah pohon dengan bapak, main bola di stadion bola superbesar depan rumah, atau sekedar ikut-ikutan markirin mobil pas ada pertandingan sepakbola atau konser. Oh ya. Biasanya setelah semua hobiku yang nggak jelas itu, aku jadi ingin menulis. Ibuku menyimpan berbuku-buku 'arsip karya'ku yang isinya kerjaan tanganku semasa bocah. Dari cerpen ,puisi ,diary ,lukisan abstrak, sampai komik-komik pendek yang gambarnya serupa panadol semua.
Kenapa aku terus menulis?
Simpel.
Karena aku suka berekspresi dan aku suka menyimpan 'ekspresi itu'.
Karena menulis itu membuat kita cerdas, selalu ingin tahu lebih sehingga bisa punya cerita yang lebih menarik dan bermakna
Menulis itu seperti meminyaki otak. It keeps your brain moving. :)
Kenapa aku terus menulis?
Simpel.
Karena aku suka berekspresi dan aku suka menyimpan 'ekspresi itu'.
Karena menulis itu membuat kita cerdas, selalu ingin tahu lebih sehingga bisa punya cerita yang lebih menarik dan bermakna
Menulis itu seperti meminyaki otak. It keeps your brain moving. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar